Menggali Inspirasi dari Pak AR
March 23, 2023
Perbaiki Hidup dengan Cara Ini
March 26, 2023

Rasa riang gembira merupakan rezeki dari Allah Swt. yang patut kita syukuri. (dok. sdmugres)

Lentera Ramadan #3 – Tahun 1444 H oleh Ach. Fazrien Aziz, S.Pd.

***

LENTERA – Secara bahasa, syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan atas kebaikannya tersebut. Dalam bahasa Indonesia, bersyukur artinya berterima kasih.

Sedangkan, istilah syukur dalam agama adalah menunjukkan adanya nikmat Allah Swt. pada dirinya. Dengan lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah Swt. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah Swt.

Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah Swt. Semisal Qarun yang berkata, “Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki” (Q.S. Al-Qashash: 78).

Sobat Mugres, semoga kita selalu dalam perlindungan-Nya. Mari kita simak percakapan pemuda dengan malaikat.

Ada seorang anak muda yang merasa dirinya tidak tampan, tidak kaya, dan tidak punya rezeki, sehingga tiap hari, tiap saat, merasa gelisah, merasa galau.

Suatu malam pemuda bermimpi didatangi malaikat yang bijak dan terjadilah percakapan antara pemuda dan malaikat. Malaikat mulai membuka percakapan.

Malaikat : “Hai anak muda, mengapa engkau terlihat sangat galau dan tidak bahagia?”
Pemuda : “Aku merasa bingung mengapa aku miskin terus?”
Malaikat : “Miskin? Kamu bukannya sudah kaya, hai anak muda?”
Pemuda : “Bagaimana bisa Anda katakan kalau aku kaya? Dari mana Anda menilainya?”
Malaikat : “Kalau sekarang engkau kehilangan 1 jari tanganmu, aku beri 25 juta, apa kamu mau?”
Pemuda : “Ehm… Nggak mau lah.“
Malaikat : “Bagaimana kalau kamu kehilangan sebelah lenganmu, aku beri 100 juta, mau?“
Pemuda : “Ehm… Nggak mau lah.“
Malaikat : “Kalau sepasang matamu buta, aku beri 10 milliar rupiah, mau?”
Pemuda : “Nggak mau.“
Malaikat : “Kalau aku jadikan engkau menjadi kakek berumur 80 tahun sakit-sakitan, aku beri 100 milliar, mau?”
Pemuda : “Nggak mau.”
Malaikat : “Kalau sekarang engkau langsung meninggal, aku beri kamu 1 triliun, mau?”
Pemuda : “Nggak mau!”
Malaikat : “Hahahaha…Berarti benar kan kalau kamu sudah memiliki kekayaan tak terhingga. Namun, di dalam hatimu, kenapa masih mengeluh miskin?”

Anak muda itu tiba-tiba speechless, tak bisa berkata-kata, dan terbangun dari mimpinya. Pemuda merenungkan arti dari mimpinya, kemudian mengerti apa arti kekayaan sesungguhnya.

Karena hidup adalah waktu yang dipinjamkan dan harta adalah anugerah yang dipercayakan.
Oleh karena itu …
Bersyukurlah atas napas yang masih kita miliki.                    
Bersyukurlah atas tubuh yang masih kita miliki.
Bersyukurlah atas kesehatan yang masih kita miliki.
Bersyukurlah atas keluarga yang masih kita miliki.
Bersyukurlah atas teman dan sahabat yang masih kita miliki.
Bersyukurlah atas pekerjaan yang masih kita miliki.
Mari kita sadari bahwa kita selalu DIBERI YANG TERBAIK.□

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *