Fenomena Saf Salat Tarawih yang Semakin “Maju”

Rahasia Antara Allah dan Hamba-Nya Ketika Berpuasa
April 17, 2023
SD Mugres dan Spemutu Keliling Musala PRM di Gresik
April 18, 2023

Saf salat Tarawih semakin "maju", mungkin jemaah sedang sibuk mempersiapkan lebaran duniawi. Foto: Suasana materi pemungkas Baitul Arqam yang diisi oleh Ketua PCM Gresik KH Muchtar Buchori (dok. sdmugres)

LENTERA RAMADAN #25 Tahun 1444 H oleh Rina Dwi Astuti, S.Pd. (guru SD Mugres)
***
LENTERA – Fenomena berkurangnya saf salat Tarawih pada sepuluh hari terakhir Ramadan seperti orang yang sedang menunggu lampu hijau ketika berkendara.

Sebelum masuk bulan Ramadan, banyak umat muslim antusias dan menantikan kedatangan bulan suci ini. Seperti menunggu lampu merah yang akan berganti hijau, mereka telah bersiap-siap dengan berbagai amalan dan niat baik untuk menyambut bulan Ramadan.

Namun, ketika di sepuluh hari terakhir banyak orang yang seakan tidak mengindahkan Ramadan. Saf jamaah di masjid saat salat Tarawih menjadi berkurang, dengan alasan sibuk mengikuti buka bersama, mempersiapkan belanja, membuat kue-kue persiapan menyambut Idulfitri.

Padahal, inilah momen yang seharusnya menjadi waktu puncak ibadah di bulan Ramadan. Seperti ketika lampu hijau yang telah menyala, mereka malah meninggalkan lampu hijau itu, padahal mereka cukup lama menanti menyalanya lampu hijau.

Kita harus mengingat bahwa Ramadan adalah waktu yang istimewa dan terbatas, seperti lampu hijau yang tidak akan selamanya menyala. Kita harus memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya, agar kita tidak melewatkan kesempatan untuk meraih keberkahan dan keutamaan Ramadan yang sebenarnya.

Tidak hanya sebagai bulan yang penuh berkah, Ramadan juga memiliki sepuluh hari terakhir yang memiliki keutamaan yang sangat besar. Di dalam hari-hari terakhir ini terdapat malam Lailatulqadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang mendirikan salat pada malam Lailatulqadar dengan penuh iman dan harapan akan mendapatkan ampunan dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Marilah kita mengubah pola pikir kita dan menghadapi sepuluh hari terakhir Ramadan ini dengan semangat yang sama seperti saat menantikan kedatangan bulan suci ini. Jangan sampai kita kehilangan kesempatan untuk meraih keberkahan dari malam Lailatulqadar.

Mari kita tingkatkan kualitas ibadah kita, termasuk salat tarawih di masjid, dan menjadikan Ramadan sebagai waktu yang benar-benar dihargai dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Semoga kita semua mendapat keberkahan dan keutamaan Ramadan yang sebenarnya, serta dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan meraih berkah Ramadan yang sebenarnya.(*)

Penulis

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *