Balada Si Nyamuk, Si Lalat, dan Si Cacing

RH Hadjid: Penggagas PUTM, Pelopor Hizbul Wathan, dan Penafsir Ajaran KHA Dahlan
September 7, 2022
Mobil Pintar Perpustakaan Sambangi SD Mugres
September 15, 2022

Si Nyamuk menemui Si Lalat di rumahnya. (sumber: freepik.com)

-Cerpen karya Safira Candra Fuadah-

Sore itu hujan mulai reda. Tanaman di belakang rumah Mira basah.

Nnggggggg… Terdengar suara Nyamuk melewati rumah Lalat. Dengan lantang Nyamuk memanggil, “Hai Lalat, mengapa kamu bersembunyi di dalam rumah saja? Ayo keluar!” teriak Nyamuk.

“Apa kamu takut kedinginan?” lanjut Nyamuk dengan sombongnya.

“Aku tidak takut kedinginan, tapi hanya ketiduran sebentar,” jawab Lalat sambil melempar selimut daunnya, “Aku ini lalat yang sehat dan lincah. Kecepatan terbangku tidak ada yang menandingi,” teriak Lalat tak mau kalah.

“Ayo, kita main ke rumah Cacing! Mumpung sudah tidak hujan,” ajak si Nyamuk.

“Oh ya. Ayo!” Lalat bergegas keluar.

Nngggggg… Dalam hitungan detik mereka berdua sudah sampai di rumah Cacing. Ia sedang enak-enakan menggeliat ke kanan, ke kiri.

“Hai Cacing, kamu ini selalu bermalas-malasan,” kata Nyamuk sambil menghindari tetesan air hujan yang tersisa di daun pohon.

“Aku ini bukan bermalas-malasan, tapi sedang menunggu Mira membuang sampah di belakang rumahnya,” kata Cacing.

Cacing menggeliat lagi, lalu melanjutkan bicara, “Kalau Mira membuang sampah sembarangan, pasti lingkungannya akan menjadi kotor dan bau. Semakin sering Mira membuang sampah sembarangan, kita akan kenyang terus. Kita kan suka kalau banyak makanan?” kata Cacing. Kedua temannya menganggukkan kepala.

“Ya, benar kata Cacing. Kalau Mira membuang sampahnya di tempat sampah yang ada penutupnya, kita makan apa dong?” tukas Lalat.

Tidak berapa lama terdengar suara alas kaki mendekat ke arah tempat Nyamuk, Lalat, dan Cacing berkumpul. Ya, itulah Mira yang setiap sore selalu membantu ibunya membuang sampah di tempat sampah belakang rumah.

“Nyamuk, Lalat, lihat ada si Mira mau membuang sampah. Kita ganggu yuk!” ajak Cacing.

“Ayo, siapa takut,” sahut Lalat dan Nyamuk bersamaan. Mereka bertiga mulai mendekati Mira, lalu bekerja sama menggoda Mira agar tidak membuang sampah di tempat sampah.

“Kita bagi tugas dulu,” usul Nyamuk.

Nyamuk mendapat tugas menggigit kaki Mira ketika mau menuju bak sampah. Cacing mendapat tugas merambat di kaki Mira. Sedangkan Lalat mendapat tugas beterbangan di depan wajah Mira.

“Hei, Mira kamu jangan membuang sampah di tempat sampah yang tertutup itu, agar kita bertiga mendapat makanan,” kata Lalat sambil terus beterbangan di depan muka Mira, Wwrrrrrzz…

Cacing merambat di kaki Mira. Kluget… Kluget…. Mira spontan meloncat kaget. Kegelian.

“Iya, Mir. Buang sampahnya di halaman belakang saja,” sahut Nyamuk tidak mau kalah dan sambil menggigit kaki Mira, nnggggg…… Zzzzz… Cuuusss…

“Aduh, nyamuk nakal!” teriak Mira sambil menggaruk kakinya yang gatal. Nyamuk menggigitnya berulang-ulang sehingga Mira merasa tidak tahan. Ia masuk ke rumah untuk mengambil minyak.

“Apa aku buang sampahnya ke halaman belakang saja ya?” kata Mira dalam hati, “Mumpung tidak ada orang yang melihat. Lagipula tempat sampahnya juga jauh di depan rumah. Bikin malas.”

“Horeeee!” teriak Cacing, Nyamuk, dan Lalat penuh kegembiraan.

“Ayo, Mira! Ayo, Mira! Cepat buang sampahnya,” ketiganya berteriak  penuh semangat.

“Tunggu apa lagi Mir?! Tinggal lempar, selesai,” teriak Nyamuk yang mulai hilang kesabarannya karena Mira tidak juga membuang sampahnya di halaman belakang.

“Mira, kamu sedang apa? Mengapa lama sekali membuang sampahnya?” suara Ibu dari dalam rumah. Ibu pun mendekati Mira.

“Kok kamu masih di sini? Kan tadi Ibu minta tolong membuangkan sampah,” tanya Ibu.

“Iya, Bu. Aku sedang malas membuang sampah di bak sampah yang di depan rumah. Malas keluar. Jalanannya becek,” kata Mira.

“Kamu tidak boleh malas, Mira. Ayo segera dibuang sampahnya ke bak sampah depan! Nanti selesai  membuang sampah, Ibu akan memberimu hadiah,” kata Ibu.

“Hadiah apa, Bu?” tanya Mira penasaran.

“Rahasia dong, surprise … Ayo cepat buang sampahnya!”

“Baik, Bu.”

Dengan bergegas Mira mengambil kantong yang berisi sampah tadi. Dengan setengah berlari, dia menuju bak sampah depan rumah. Nyamuk, Lalat, dan Cacing merasa kecewa karena tidak berhasil menggoda Mira. Padahal tadi nyaris saja berhasil.

Setelah membuang sampah, Mira memanggil Ibu, “Bu, saya sudah selesai membuang sampah,” teriak Mira dengan tidak sabar ingin mendapat hadiah.

“Bagus, anakku. Yuk duduk di sini dulu,“

Ibu menunjuk kursi kosong di sebelahnya. Lalu ia mulai mengeluarkan bungkusan hadiah dari dalam lemari kayu. Sambil memberikan hadiah tersebut, ibu berpesan kepada Mira agar selalu membuang sampah di tempat sampah dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah. Mira mengangguk. Dia merasa senang sekali ketika menerima hadiah.

“Waaahh, alhamdulillah. Aku dapat hadiah boneka unicorn dari Ibu!” Mira meloncat senang mendapat hadiah yang sudah lama dia inginkan.

“Terima kasih, Bu. Saya berjanji akan selalu membuang sampah di tempat sampah dan selalu menjaga kebersihan lingkungan seperti biasanya,” ujar Mira sambil memeluk Ibu.

“Oh ya, hari Minggu besok kamu bantu Ibu menyiapkan makanan kecil dan minuman untuk bapak-bapak yang kerja bakti ya!” kata Ibu.

“Baik, Bu. Kerja bakti apa?”

“Ada pembersihan selokan kampung. Nanti ada petugas penyemprotan juga agar nyamuk dan lalat dapat dibasmi. Kita pun terhindar dari penyakit.“

“Oke, Bu.”

Sementara itu di luar sana, Nyamuk dan Lalat yang mendengar ucapan Ibu langsung panik.

“Wah, gawat! Sudah repot cari makanan, mau disemprot pula. Kabuuurrr… Nnggg… Wwrrrr…” teriak Nyamuk dan Lalat meninggalkan Cacing yang bengong sendirian.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *