MUGRES – Pergelaran Gresikan (Gelar Apresiasi Karya Seni, Literasi, dan Sains) tidak hanya menampilkan kesenian dalam budaya Jawa. Acara yang dilaksanakan pada Kamis-Jumat, (24-25/6) di Kampus A dan Kampus B ini juga menggelar pameran karya siswa mulai kelas 1-5. Untuk hari pertama diikuti kelas 1-2, sedangkan untuk hari kedua diikuti oleh kelas 4-5 SD.
Menurut Achmad Fazrien Aziz, S.Pd. selaku ketua panitia acara Gresikan menyampaikan, “Kegiatan ini merupakan ajang apresiasi hasil karya siswa. Baik itu karya yg dihasilkan dari proses pembelajaran di kelas, ekstrakurikuler, maupun bina prestasi.”
“Kegiatan Gresikan kali ini merupakan kegiatan perdana yang baru dibuka tahun ini dan insyaallah akan diselenggarakan setiap akhir semester,” tambah Pak Fajar, sapaan akrabnya.
Perwakilan siswa setiap kelas menggelar stan-stan mereka yang ada di aula. Karya siswa yang dipamerkan merupakan hasil dari pembelajaran sains, keterampilan, dan edupreneurship. Berbagai kreasi menarik ditampilkan secara apik di hadapan guru dan orang tua.
Kegiatan yang berbarengan dengan penerimaan laporan akhir semester ini juga bertujuan untuk melatih keberanian siswa dalam berwicara publik (public speaking). Tidak hanya memamerkan, siswa juga harus menjelaskan mengenai proyek apa yang telah dibuat. Di hadapan pengunjung, siswa diminta mempresentasikan hasil karyanya, mulai dari cara merancang, proses kerja, dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proyek sains, setiap jenjang kelas mengambil tema yang berbeda-beda. Kelas 1 memilih tema pencampuran warna, kelas 2 balon mengembang, kelas 3 gunung meletus, kelas 4 tinta ajaib, dan kelas 5 uji makanan.
Para wali siswa tertarik melihat pameran karya siswa. (dok. sdmugres)
Pameran karya seni hasil pembelajaran Edupreneurship juga digelar. Puluhan karya seni dari berbagai genre seni lukis kaligrafi, seni 2 dimensi, seni 3 dimensi, dan pemanfaatan barang bekas ditampilkan dan dikemas secara menarik di aula.
Pameran karya edupreneur ini bukan hanya sebatas untuk penilaian ujian praktik, namun juga sebagai wahana untuk memotivasi siswa terjun dalam dunia kreatif. Siswa diberi kebebasan untuk menyulap barang bekas menjadi barang yang bernilai estetis dan penuh akan makna.
“Lewat kegiatan ini sekolah mengharapkan orang tua mengetahui dan mengapresiasi hasil belajar anak. Ajang ini sebagai momentum menuangkan ekspresi, menumbuhkan rasa percaya diri, dan kreativitas setiap anak, serta membebaskan anak-anak untuk berkarya,” pungkas Pak Fajar. □(ven)
Peliput : Venna Yulia Rachmawati, S.Pd.