LENTERA RAMADAN #15 – Tahun 1444 H oleh Ely Safanah, S.Si. (guru SD Mugres)
***
LENTERA – Sebagai makhluk sosial, tentu semua orang tidak bisa lepas dari interaksi dengan sesama. Tidak satu pun manusia yang bisa hidup tanpa berbicara. Berbicara merupakan media utama dari seluruh proses interaksi sosial. Baik-buruknya proses interaksi sosial, salah satunya, dipengaruhi oleh bagaimana kita bertutur kata.
Lisan dalam bahasa Arab (لِسَانٌ) artinya lidah; bahasa, tutur kata yang diucapkan dengan mulut. Rasulullah saw. bersabda:
سَلَامَةُ اْلإِنْسَانِ فِي حِفْظِ اللِّسَانِ
“Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (HR. Bukhari)
Hadis di atas menjelaskan pentingnya untuk menjaga lisan. Seorang muslim yang baik hendaknya bisa menjaga lisannya. Sebab, baik-buruk dan keselamatan seseorang ditentukan oleh seberapa baik ia dalam mengendalikan lisannya.
Banyak orang menjadi mulia karena lisannya. Namun, tidak sedikit pula yang terjerumus dalam kehinaan karena tidak mampu menahan lisannya.
Suatu hari seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. seraya berkata, “Ya, Rasulullah! Sungguh si fulanah itu terkenal banyak salat, puasa, dan sedekahnya. Akan tetapi, juga terkenal jahat lidahnya terhadap tetangga-tetangganya.” Maka berkatalah Rasulullah saw. kepadanya, “Sungguh ia termasuk ahli neraka.”
Kemudian laki-laki itu berkata lagi, “Kalau si fulanah yang satu lagi terkenal sedikit shalat, puasa, dan sedekahnya, akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.” Maka Rasulullah SAW berkata, “Sungguh ia termasuk ahli surga.” (HR. Muslim)
Seringkali kita berbicara tanpa berpikir dulu. Tindakan seperti itu berpotensi menyebabkan masalah baru yang boleh jadi akan memperkeruh keadaan.
Rasulullah saw. bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan yang menyebabkan dia tergelincir ke dalam neraka yang jaraknya lebih jauh antara timur dan barat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam situasi kita tidak mengerti apa yang harus kita ucapkan, tidak berbicara adalah langkah yang bijaksana. Karena itu, diam adalah pilihan terbaik dalam menjaga lisan ketika kita tidak mampu untuk berkata yang baik.
Sebagaimana telah ditegaskan oleh Rasulullah saw. dalam sebuah hadisnya.
مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَو لِيَصْمُتْ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari).
Hadits di atas menjelaskan bahwa kita tidak pantas berbicara, kecuali berbicara yang baik. Sebelum berbicara, hendaknya kita memikirkan dulu apakah yang akan kita katakan baik atau tidak. Apakah menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain atau tidak. Ada pepatah mengatakan bahwa lisan itu lebih tajam dari pedang.
Kita hendaknya selalu berkata dengan penuh sopan santun, menghindari pembicaraan yang tidak penting. Menahan pembicaraan yang mengandung unsur permusuhan, penghinaan, dusta, merendahkan orang lain, serta menghindari gibah atau membicarakan aib orang lain.
Selain itu, Islam memandang bahwa menjaga lisan menjadi tolok ukur tinggi-rendahnya keislaman dan keimanan seseorang. Begitu pentingnya menjaga lisan, sampai-sampai Rasulullah saw. memberikan jaminan bagi orang yang mampu mengendalikan lisannya dengan surga. Dalam hadisnya, Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ يَضْمَنَّ لِي مَابَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku untuk menjaga apa yang ada di antara kedua janggutnya (lisan) dan kedua kakinya (kemaluan), maka aku jamin baginya surga.” (HR. Bukhari no. 6474).
Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua agar kita bisa menjaga lisan untuk selalu berkata yang baik.□
Sumber tulisan:
Rajab, Muhammad. “Berkata Baik atau Diam”. republika.id, 26 Januari 2023. https://www.republika.id/posts/36807/berkata-baik-atau-diam
Yansyah, Yudi. “Pentingnya Menjaga Lisan Menurut Al Qur’an dan Hadits”. jabar.kemenag.go.id, 20 November 2020. https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/mimbar-dakwah-sesi-108-pentingnya-menjaga-lisan-menurut-alquran-dan-hadits
Penulis