Hati Gembira Menyambut Bulan Penuh Berkah

SD Mugres, Satu-satunya Sekolah di Gresik yang Terapkan UAM Berbasis Komputer
April 1, 2022
Pahala Melimpah Bila Kita Memberi Makan Orang Berbuka
April 3, 2022

(foto: mrsiraphol @freepik.com)

LENTERA RAMADAN #1 oleh Hadi Purnomo, S.Pd. (Kepala SD Mugres Kampus B)

***

Menyusun rencana kebaikan dalam meraih sukses tentu diperlukan langkah-langkah cerdas dan matang. Inilah yang diperlukan setiap muslim yang ingin meraih sukses ibadahnya, terlebih khusus ibadah di bulan Ramadan ini.

Sudah menjadi tradisi di masyarakat bahwa setiap bulan Ramadan terjadi peningkatan kegiatan dan aktivitas keislaman. Kajian-kajian Islam lebih semarak. Gerakan sosial dan berbagi semakin banyak. Itu menjadi tantangan di kalangan umat Islam untuk bisa mengelola kegiatan dan aktivitas yang positif. Kalau berhasil, tentu bakal menjadi syiar yang luar biasa.

Termasuk pula di dalamnya yakni pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Perolehan ZIS meningkat pesat di bulan ini. Yang menjadi permasalahan adalah penyaluran yang sudah terhimpun apakah sudah tepat sasaran? Apakah juga telah mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat?

Ibadah secara vertikal (hablun-minallah) dan horizontal (hablun-minannas) ini perlu dipersiapkan sebaik mungkin. Agar tujuan dari ibadah kita di bulan suci ini dapat memberi manfaat lebih luas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di awal Ramadan seperti saat ini.

Niat dan Doa

Menata niat menjadi sangat penting untuk menyambut kehadiran bulan Ramadan yang pernuh berkah ini. Apalagi secara resmi telah ada pemberitahuan dari pemerintah bahwasanya di Ramadan kali ini syiarnya dibuka lebar-lebar bagi umat Islam. Terutama yang berkaitan dengan pandemi Covid-19. Tidak sewaspada tahun-tahun sebelumnya. Niat yang kuat di dalam hati akan mampu menciptakan energi positif bagi kita untuk menyambut bulan Ramadan.

Sesungguhnya baik dan buruknya amal seseorang itu terletak pada niatnya. Dengan niat yang benar dan ikhlas karena mengharap rida Allah Swt., insyaallah puasa kita akan berkualitas.

Setelah memiliki niat yang benar dan ikhlas, maka berdoalah kepada Allah untuk menjaga hati dan diri kita agar benar-benar siap menyambut bulan Ramadan. Tentunya, dengan doa kita juga berharap selama bulan Ramadan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

Menyambut Ramadan dengan gembira akan dapat memaksimalkan nilai-nilai ibadah kita dan menjaga keistikamahan ibadah kita. Bahkan, setelah Ramadan akan menjadi kebiasaan yang positif bagi seorang muslim.

Tingkatkan Khazanah Keilmuan

Membekali diri dengan ilmu menjadi harapan kita di bulan Ramadan. Harapannya, ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan sunah. Meningkatkan ilmu juga merupakan perintah Allah Swt., sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya’ ayat 7 berikut.

وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

Maka bertanyalah pada orang-orang yang berilmu jika kalian tidak mengetahui.”

Sucikan Diri

Logikanya, ketika kita menyambut tamu penting atau tamu agung, misalnya pejabat atau orang-orang yang dihormati, tentu kita akan bersih diri, serta bersih tempat dan lingkungan sekitar. Demikian halnya dengan bulan Ramadan, bulan yang dimuliakan oleh Allah Swt. dan Rasulullah Muhammad saw. Seharusnya kita juga membersihkan diri dari segala dosa dan meninggalkan segala maksiat untuk menyambut kedatangan tamu agung, yaitu Ramadan, bulan penuh berkah ini.

Demikianlah beberapa hal yang mestinya menjadi etika kita ketika menyambut bulan Ramadan. Tujuannya semata-mata demi meraih rida Allah Swt. Dengan demikian, kita dapat mengisi Ramadan dengan ibadah yang maksimal dan dapat mengambil manfaatnya.

Semoga kita dapat menuntaskan Ramadan ini dengan predikat terbaik di hadapan Allah Swt. dan kita dijauhi dari hal-hal yang membuat ibadah kita menjadi sia-sia. Tentunya, kita berharap dimasukkan Allah ke dalam golongan orang yang bertakwa.

“Berapa banyak orang yang berpuasa, hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Dan berapa banyak orang yang mendirikan salat malam hanya mendapatkan begadang saja.(HR. An Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Huzaimah dan Ibnu Hubbah)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *