LENTERA RAMADAN #6 – Tahun 1444 H oleh Hadi Purnomo, S.Pd. (kepala SD Mugres)
***
LENTERA – Arti kata ‘profesi’ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bidang pekerjaan yang ditempuh melalui pendidikan keahlian, seperti kejuruan atau keterampilan.
Sedangkan, ‘guru’ menurut KBBI adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.
Di zaman yang semakin maju seperti saat ini, informasi begitu mudah didapat. Demikian pula ketergantungan manusia terhadap peralatan digital menjadi semakin tinggi. Di manapun kita berada selalu berdampingan dengan peralatan komunikasi.
Seiring berjalannya waktu, profesi guru saat ini juga sangat bergantung dengan peralatan dan dunia digital. Maka menjadi sebuah keniscayaan, dunia digital akan sangat membantu pekerjaan guru dan mempermudah serta mempercepat proses suatu pekerjaan.
Guru dituntut untuk dapat beradaptasi dengan dunia digital. Guru juga harus terus meningkatkan kompetensinya.
Mencintai sebuah profesi atau pekerjaan, guru dihadapkan dengan tantangan yang tidak mudah. Di satu sisi guru dihadapkan pada pekerjaan administratif yang sangat menyita waktu. Sedang di sisi yang lain, guru juga harus melayani peserta didik dan orang tuanya.
Beberapa tip bagi yang menekuni profesi guru adalah sebagai berikut.
1. Ibadah dalam upaya mencari nafkah untuk keluarga 2. Istikamah dalam bekerja 3. Meningkatkan kompetensi setiap saat 4. Memberikan layanan yang prima kepada peserta didik dan orang tua 5. Tawakal kepada Allah Swt.
Di dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 105 Allah Swt. berfirman
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ
Artinya: “Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Dalam hadis disebutkan juga bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil, dan siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga, maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.” (H.R. Ahmad)
Dari lima hal yang disebutkan di atas, hal yang paling berat menurut penulis adalah istikamah. Istikamah adalah hal yang mudah diucapkan, tetapi sulit dilakukan. Kebanyakan yang terjadi adalah semangat melakukannya di awal-awal, tetapi lama-kelamaan semangatnya menjadi kendur.
Dua tip untuk menjaga keistikamahan kita adalah yang pertama, lakukan, lalu lupakan! Jadi, seolah-olah kita belum melakukan apa-apa, sehingga kita menjadi tidak jenuh untuk terus berbuat dan beraktivitas.
Yang kedua, kolaborasi. Kolaborasi yang pertama yakni dengan rekan-rekan sejawat. Hal ini menjadi bagian yang sangat penting untuk terus menumbuh-kembangkan kemampuan dalam menjaga semangat kebersamaan.
Kolaborasi yang kedua yaitu dengan wali murid. Hal ini pun perlu selalu kita jaga. Intensitas komunikasi melalui grup whatsapp perlu terus dilakukan.
Hal pemungkas yang harus dilakukan oleh guru-guru, terutama yang berada di lingkungan sekolah Muhammadiyah adalah menyandarkan apapun hasil yang akan kita peroleh hanya kepada Allah Swt. setelah melakukan ikhtiar yang maksimal.
Hal tersebut juga berkaitan dengan keikhlasan kita dalam menekuni profesi guru. Suka duka yang kita alami bersama murid-murid menjadi kenangan yang tidak akan bisa dilupakan.□