LENTERA RAMADAN #19 oleh Zulfiah, S.Psi. (guru kelas dan Kemuhammadiyahan SD Mugres)
***
Tak terasa, bulan Ramadan 1443 H hampir memasuki sepuluh hari terakhir. Memasuki akhir Ramadan, ada keutamaan yang dapat kita raih, yaitu turunnya malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Lailatul Qadar adalah malam turunnya Al-Qur’an dari Lauful Mahfudz ke Baitul Izzah (langit) dunia.
Pada malam Lailatul Qadar memiliki kebaikan setara dengan seribu bulan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Qadr ayat 1-5.
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.”
Meskipun malam Lailatul Qadar ini tidak diketahui kapan datangnya, namun umat Islam diminta untuk mencarinya di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan. Hal ini seperti sabda Rasulullah saw.
تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ
“Carilah malam Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadan.” (H.R. Imam Bukhari)
Lantas, apa saja keutamaan sepuluh hari terakhir dan amalan yang dapat dilakukan di bulan Ramadan?
Sebelum masuk pada keutamaan sepuluh hari terakhir Ramadan, keutamaan Ramadan sesungguhnya setiap bagian darinya memiliki nilai keutamaan masing-masing.
Sepuluh malam terakhir bulan Ramadan amatlah disukai oleh Nabi Muhammad saw. Dari ‘Aisyah r.a, beliau berkata, “Dahulu Rasulullah saw. bersungguh-sungguh di sepuluh terakhir di bulan Ramadan lebih daripada bersungguh-sungguhnya beliau di hari-hari lainnya.” (HR. Muslim dan Ahmad).
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari sahabat ‘Aisyah r.a. bahwasannya “Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila telah masuk sepuluh terakhir beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Arti dari perkataan ‘Aisyah r.a. bahwasannya beliau “mengencangkan ikat pinggangnya“, yaitu beliau bersungguh-sungguh dalam beribadah dan “menjauhi” istri-istrinya di malam-malam sepuluh terakhir. Sibuk bermunajat kepada Allah Swt.
Amalan yang dapat dilakukan:
1. Tadarus Al-Qur’an
Umat Muslim sangat dianjurkan untuk membaca atau tadarus Al-Qur’an. Terlebih, sepuluh malam terakhir merupakan waktu turunnya Al-Qur’an.
Hadis tentang keutamaan membaca Al-Qur’an yang terkenal adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Mas’ud sebagai berikut: “Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatkan menjadi sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Namun, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi).
2. Iktikaf
Iktikaf adalah berdiam diri di masjid dan lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Iktikaf bukanlah sesuatu yang diwajibkan, melainkan sunah (sebaiknya dilakukan dan berpahala atau boleh tidak dilakukan).
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw., “Sungguh saya beriktikaf di di sepuluh hari awal Ramadan untuk mencari malam kemuliaan, kemudian saya beriktikaf di sepuluh hari pertengahan Ramadan, kemudian Jibril mendatangiku dan memberitakan bahwa malam kemuliaan terdapat di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Barang siapa yang ingin beriktikaf, hendaklah dia beriktikaf (untuk mencari malam tersebut).”
3. Memperbanyak doa
Rasulullah saw. juga memerintah ummul mukminin Aisyah r.a. untuk berdoa di malam-malam itu. Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan malam lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan?” Beliau menjawab: “Ucapkanlah, Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anna” (Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pemaaf mencintai kemaafan, maka maafkanlah aku).” (HR. Ibnu Majah, yang dishahihkan oleh Al Albani).
4. Perbanyak salat malam
Rasulullah menyebut salat malam merupakan salat yang paling utama setelah salat lima waktu (maktubah), seperti dalam sabdanya: “Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa pada bulan Muharam. Sebaik-baik salat setelah salat fardu adalah salat malam.” (HR Muslim).
5. Berzikir
Perintah zikir ini terdapat dalam beberapa surah. Di antaranya adalah surah Al-Ahzab ayat 41.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut) nama Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya.”
Selalai apa pun, zikir tetap harus dilakukan untuk mendekatkan kita kepada Allah. Zikir adalah amalan ibadah yang paling mudah dilakukan, kapan pun, dan di mana pun.
Begitu pentingnya zikir, dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari bahkan disebutkan bahwa orang yang tidak berzikir kepada Tuhannya seperti hidup bersama orang yang mati.
6. Memperbanyak sedekah
Meningkatkan sedekah menjadi salah satu amalan utama di sepuluh hari terakhir sebagai ungkapan syukur atas nikmat dipertemukan Ramadan. Serta, sebagai penyempurna ibadah puasa dan ibadah-ibadah individu lainnya. Karena tidaklah sempurna keimanan dan kualitas ibadah seseorang kecuali jika adanya keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial.
Sebagaimana firman Allah Swt.,
تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًاۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Qs. As-Sajdah: 16).
Bersedekah dapat berbentuk harta, pangan, pakaian, paket sedekah untuk yatim dan dhuafa, dan lain sebagainya.
Itulah beberapa amalan penting sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Marilah kita manfaatkan, karena detik-detik sepuluh malam terakhir amatlah mahal. Jangan dimurahkan dengan kelalaian.
Mari kita giatkan beribadah baik di masjid maupun di rumah, dan sisipkan doa dalam bermunajat untuk bangsa Indonesia dan dunia agar pandemi Covid segera berakhir. Aamiin.
Penulis