LENTERA RAMADAN #28 oleh Alfian Mufthi Yafi, S.Psi. (guru pendamping PDBK SD Mugres)
***
Apa yang harus kita lakukan ketika melihat seorang ibu tua yang mau menyeberang jalan?
Apa yang harus kita lakukan ketika melihat teman yang terjatuh di depan kita?
Apa yang harus kita lakukan ketika melihat ibu yang sibuk menenangkan adik yang menangis, sedangkan beliau harus mengangkat jemuran karena hujan?
Ya, jawaban dari semua pertanyaan tersebut adalah sama: menolong.
Jadi, tolong-menolong merupakan sikap saling membantu untuk meringankan kesulitan yang dirasakan orang lain. Tolong-menolong adalah termasuk perbuatan yang baik atau disebut akhlakul karimah.
Manusia yang kodratnya dilahirkan sebagai makhluk sosial tidak akan mampu hidup sendiri. Hal itu berarti manusia saling membutuhkan satu sama lain. Manusia secara tidak langsung juga mempunyai hubungan timbal balik dengan manusia lainnya.
Tolong-menolong bukan hanya sebatas ucapan di bibir, melainkan perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap manusia wajib untuk menolong orang-orang terdekat di sekitar yang membutuhkan.
Dengan memiliki sikap tolong-menolong, pekerjaan sesulit apa pun akan bisa teratasi. Namun, untuk memiliki sikap tolong-menolong memerlukan proses dan kepekaan.
Di samping itu, ada tolong-menolong yang tidak diperbolehkan oleh Allah, yaitu tolong-menolong dalam kemungkaran. Dalam firman Allah pada Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.”
Sebagai umat Islam yang taat pada perintah Allah, kita diwajibkan untuk saling menolong kepada sesama. Tak memandang siapa yang kita tolong. Kita sebagai umat muslim harus senantiasa bermanfaat untuk orang lain dengan cara menolong orang yang sedang mengalami kesusahan.
Dalam surah At-Taubah ayat 71 juga terdapat perintah untuk tolong-menolong:
وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
Manfaat tolong-menolong sangatlah banyak, di antaranya:
1. mendapatkan pahala
2. mempererat ukhuwah islamiah
3. sebagian dari rasa syukur
4. mengurangi stres
5. lebih dihargai dan dihormati orang lain
6. meningkatkan kepedulian sosial
dan masih banyak lagi manfaat tolong-menolong yang akan kita peroleh jika melakukannya.
Umat Islam dianjurkan untuk saling menolong dalam hal kebaikan, apalagi di bulan suci Ramadan ini. Adik-adik dianjurkan untuk menolong siapa saja membutuhkan. Sekecil apapun bantuan yang kita berikan kepada orang lain sangatlah berharga menurut mereka yang membutuhkan.
Budaya tolong-menolong semoga akan tetap kita jaga. Bantuan tidak hanya berupa harta, tetapi juga dapat berbentuk nasihat, motivasi, morel, tenaga, dan yang lainnya pun juga bisa kita berikan sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Sebagai umat Islam, kita harus selalu istikamah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya agar bersama-sama menggapai surga yang kita idam-idamkan.
“Bukan dia yang memiliki banyak yang kaya, tetapi dia yang memberi banyak.” –Erich Fromm