Menggali Inspirasi dari Pak AR

Sedekah Paling Sederhana, Namun Indah
March 22, 2023
Bersyukur
March 25, 2023

K.H. AR Fakhruddin (dok. itb-ad.ac.id)

LENTERA RAMADAN #2 – Tahun 1444 H oleh Luluk Subaidah, S.Pi., S.Pd. (kepala SD Mugres)

***

“Belajarlah untuk tidak mencintai dunia, Allah itu sangat pencemburu.” (K.H. A.R. Fakhruddin)

LENTERA – Kalimat di atas merupakan sebuah kutipan dari Pak AR yang merepresentasikan sosok beliau yang selalu berpegang teguh bahwa segala tugas kita memiliki pertanggungjawaban kepada Allah Swt.

K.H. Abdur Rozaq Fakhruddin adalah seorang tokoh besar Muhammadiyah yang dipercaya memimpin Muham­madiyah selama kira-kira 22 tahun pada kurun waktu tahun 1968 sampai 1990.

Pak AR sebagai guru memberikan pelajaran pada kita, di manapun kita diminta untuk mengabdi, maka lakukan terbaik dari diri kita.

Pada tahun 1935, saat itu Pak AR masih berusia belasan tahun dan belum berpengalaman untuk mengajar. Beliau dikirim oleh Hoofdbestuur  Muhammadiyah untuk mengajar di Sumatra Selatan, tempat yang jauh dari tempat lahir beliau Yogyakarta.

Pak AR berpendapat bahwa menjadi guru haruslah mampu terus memberikan ilmu kepada murid nya. Sebagai seseorang yang baru dalam mengajar Pak AR terus belajar, bahkan gajinya saat itu habis hanya untuk membeli buku.

Karir Pak AR dirintis dan dibangun dari bawah. Pada tahun 1968 beliau mendapat amanat sebagai Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Seorang pemimpin besar telah lahir dari sebuah perjuangan yang panjang, bukan macam politikus instan yang mendapatkan posisi dalam sekejap mata. Hal ini tercermin dalam kesederhanaan hidup beliau.

Pak AR seorang tokoh penting yang sampai akhir hayat nya tidak punya rumah sendiri. Beliau mendiami rumah dinas dari Muhammadiyah di Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta yang di depan rumahnya beliau menjual bensin eceran untuk menambah penghasilan bagi keluarganya.

Ada kisah menarik dari seorang anak indekos di rumah Pak AR yang bernama Syaefudin Simon. Ia bercerita, sebagai anak kos beliau tidak tahu siapa itu Pak AR karena dirinya memang bukan berasal dari keluarga Muhammadiyah.

Sampai suatu saat menjelang Idul Fitri, banyak kartu ucapan datang dari orang-orang penting negeri ini mulai presiden, wakil presiden, dan menteri. Barulah ia paham bahwa Pak AR ini orang penting. Hal ini memang dalam keseharian beliau hidup begitu sederhana.

Gaya dakwah Pak AR yang menyejukkan hati membuat beliau selalu dinanti umat untuk mendapatkan ceramahnya. Bahkan, ceramah Pak AR yang disiarkan TVRI Yogyakarta tidak hanya didengar oleh warga Muhammadiyah, namun masyarakat luas termasuk warga non-muslim.

Sungguh, dari Pak AR kita ingin akhir masa seperti ini. Pemakaman beliau dihadiri ribuan umat Islam, yang jenazahnya dibawa dari RSI Jakarta ke kampung halaman Yogyakarta mengggunakan pesawat Hercules TNI AU yang dipesan khusus oleh Presiden Soeharto.

Amien Rais dalam sambutan atas nama keluarga dan Muhammadiyah mengatakan Pak AR pergi meninggalkan tiga warisan, yaitu kesederhanaan, kejujuran, dan keikhlasan.

Pak AR adalah penyejuk, cahaya kesederhanaan dari Muhammadiyah. Inilah yang membuat Pak AR begitu dicintai umat.□

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *