Prof ZM Prihatin dengan Penyakit Leadership-less

Siswa SD Mugres Antusias Belajar Berwirausaha
August 26, 2023

Prof Zainuddin Maliki saat mengisi pengajian Ahad Pagi PCM-PCA Gresik, 27/8/2023 (dok. sdmugres)

KABARMUGRES – Prof Dr Zainuddin Maliki MSi prihatin dengan penyakit leadership-less yang marak di Indonesia. Penyakit tersebut adalah suatu kelompok atau masyarakat yang dipimpin oleh mereka yang tidak punya jiwa kepemimpinan.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Prof ZM, sapaannya, saat pengajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah (PCM-PCA) Gresik. Acara ini digelar di Masjid Taqwa Perguruan Muhammadiyah, Jalan KH Kholil 90 Gresik, Ahad (27/8/2023).

Jamaah yang hadir sebagian besar adalah pengurus, warga, dan simpatisan Muhammadiyah di Kecamatan Gresik. Sebagian yang lain adalah guru-karyawan SD Muhammadiyah Kompleks Gresik (SD Mugres) dan SMP Muhammadiyah 1 Gresik (Spemutu). Ada juga para karyawan RS Muhammadiyah Gresik.

Dalam inti materinya, bagi Prof ZM, pemimpin yang baik dan benar harus memiliki sifat kenabian. Sifat yang dimaksud yakni shidiq, amanah, fathanah, dan tabligh (SAFT).

“Pemimpin harus shidiq jiwanya. Kalau lemah jiwa kepemimpinannya akan membuat kehidupan anggota atau masyarakatnya tidak baik,” ujar anggota Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini.

Oleh karena itu, lanjut Prof ZM, jangan sampai masih berlaku istilah ‘maju tak gentar, memilih yang bayar’. Atau mengabaikan proses suksesi pemimpin dengan tidak menggunakan hak suaranya. Hal ini juga berlaku bagi warga Muhammadiyah.

“Kata Buya Syafii Maarif, jangan sampai Muhammadiyah menjadi yatim-piatu di parlemen. Misi persyarikatan perlu dikawal dari dalam oleh orang yang amanah,” ungkap mantan rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini.

Pengajian Ahad Pagi bulan Agustus di Masjid Taqwa Muhammadiyah Gresik (dok. sdmugres)

Selain shidiq dan amanah, pemimpin juga harus bersifat fathanah. Menurut Prof ZM, pemimpin itu harus waras. Waras maksudnya cerdas akal, cerdas otak, dan cerdas hatinya. Pemimpin yang lemah kewarasannya akan mudah dikendalikan oleh mereka yang hanya ingin mengeruk keuntungan pribadi.

Terakhir, pemimpin yang baik juga harus mampu merumuskan gagasan dan idenya. Rumusan itu lalu disampaikan kepada umatnya semata-mata sebagai langkah perbaikan dan kemajuan.

“Dengan demikian, umat yang berkemajuan akan tercipta karena pemimpinnya membuatkan jalan ke arah itu,” kata anggota DPR RI yang juga terpilih sebagai ketua Gabungan Kerja Sama Bilateral Parlemen Indonesia-Oman ini.

Topik yang disampaikan oleh Prof ZM mendapat respons positif dari jamaah yang hadir. Salah satunya Zamzam Fathoni. Guru Spemutu ini menyadari pentingnya kiprah pemimpin dengan sifat nabi.

“Sebagai warga dan kader Muhammadiyah, kita sebagai individu harus memberi manfaat dengan maksimal sesuai bidang yang dimiliki,” ungkap Zamzam.(ab)

Dilansir pula di PWMU.CO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *