KABARMUGRES – Variasi pembelajaran yang unik dan menarik dapat memudahkan memahami materi pelajaran. Mengoptimalkan berbagai sumber belajar termasuk memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah dapat dilakukan sebagai variasi pembelajaran. Contohnya pasar.
Pasar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan observasi mengenai proses transaksi jual beli, mengamati keadaan pasar tradisional, mengamati interaksi antarpedagang, dan mencatat barang-barang yang diperjualbelikan.
Untuk tujuan itulah, SD Muhammadiyah Kompleks Gresik (SD Mugres) mengajak 165 siswa kelas II berkunjung ke Pasar Pondok Permata Suci (PPS) Gresik, Selasa (11/10/2022). Kunjungan ini merupakan rangkaian dari program Outdoor Learning (pembelajaran di luar kelas) pada semester gasal ini.
Kegiatan dimulai dengan membagi menjadi dua kelompok. Yang pertama yakni kelas II Siti Walidah, II Siti Munjiyah, II Siti Hayyinah, dan II Siti Badilah Zubair dengan total 98 siswa. Sedangkan, kelompok kedua yakni kelas II Siti Bariyah, II Aisyah Hilal, dan II Siti Baroroh Baried dengan total 67 siswa. Setiap kelompok didampingi oleh wali kelas masing-masing dan 5 guru pendamping tambahan.
Sebelum berangkat, siswa memiliki bekal uang saku sebesar 15.000 rupiah. Uang tersebut digunakan untuk berbelanja di pasar PPS. Secara tidak langsung, bekal uang ini dapat menjadi pembelajaran matematika. Siswa harus menghitung pengeluaran saat belanja tadi sehingga tidak melebihi uang yang dibawa.
Selain itu, siswa juga telah menyiapkan daftar belanjaan. Daftar ini disiapkan sesuai bimbingan orang tua di rumah. Gunanya agar saat belanja nanti betul-betul tepat guna dan sesuai kebutuhan.
Sesampai di pasar PPS, siswa disambut oleh koordinator pasar, yakni Marzuki. Ia merasa senang karena pasar PPS bisa dijadikan sebagai sarana belajar untuk anak-anak.
“Silakan berbelanja dengan tertib. Kalau ingin menawar juga tidak apa-apa,” ucapnya sambil mengajak para siswa masuk ke pasar.
Setelah itu anak anak berkeliling mencari barang-barang yang telah mereka catat untuk dibeli. Ada yang membeli sayuran dan buah-buahan. Ada pula yang membeli bumbu dapur, seperti garam, cabai, lengkuas, dan merica.
Koordinator pelaksana, Eka Maulidina Rizki SPd menuturkan bahwa kegiatan ini dimaksudkan agar pembelajaran lebih bersifat kontekstual dan penuh makna. Tidak sekadar pada teori saja. Selain itu, juga mengajari anak-anak untuk belajar berinteraksi kepada orang lain.
“Belajar yang menyenangkan itu tidak melulu di dalam kelas. Namun, mengajak anak-anak belajar di luar sekolah ternyata lebih efektif karena memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan sehari hari,” tandasnya.□(syf)