SEJARAH BERDIRINYA SD MUHAMMADIYAH KOMPLEKS GRESIK
Amal usaha Muhammadiyah bidang pendidikan di Kabupaten Gresik bermula di wilayah Kecamatan Gresik. Group Muhammadiyah Gresik yang dipimpin oleh K.H. Faqih Usman mendirikan Madrasah Muhammadiyah pada Ahad, 3 Juli 1927/3 Muharam 1346 H di Gedung Kampung Kemasan. Peresmian ini juga dihadiri oleh K.H. Mas Mansyur, salah satu tokoh nasional dan ulama Muhammadiyah.
Tahun 1928 madrasah ini berubah menjadi Volkschool Muhammadiyah, lalu berubah lagi menjadi Hollandsch Inlandsche School (HIS) Muhammadiyah. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 1 Agustus 1947 berubah menjadi SD Muhammadiyah.
Kesadaran masyarakat saat itu terhadap pentingnya pendidikan untuk anak-anaknya semakin berkembang pesat. Banyak yang memercayakan putra putrinya bersekolah di SD Muhammadiyah Gresik. Banyaknya peminat ini dibatasi oleh aturan administrasi.
Untuk mengatasi hal tersebut, pada hari Kamis, 1 Agustus 1963, SD Muhammadiyah Gresik dikembangkan menjadi dua sekolah yaitu SD Muhammadiyah 1 dan SD Muhammadiyah 2. Pada 1 Januari 1964 kemudian bertambah SD Muhammadiyah 3 Gresik di Kelurahan Pulopancikan.
Saat ini, tiga sekolah yang berdampingan ini sepakat untuk seiring sejalan membangun kemajuan bersama. Slogan “Satu Kata, Satu Suara, Maju Bersama” disinergikan dengan citra baru SD Muhammadiyah Kompleks Gresik (SD MUGRES).
SD Mugres terbagi atas Kampus A yang menempati gedung di Jalan K.H. Kholil Nomor 90 Gresik dan Kampus B di Jalan Harun Thohir Nomor 37A Gresik.
VISI :
Menjadi sekolah yang paling diminati dan dipercaya dalam pengembangan bakat siswa di tahun 2030.
MISI:
1. Membentuk pribadi muslim yang unggul, berakhlak mulia, berbudaya, dan berwawasan global.
2. Mengembangkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga potensi dan bakat siswa dapat berkembang secara optimal.
3. Menciptakan suasana yang kondusif untuk mengembangkan potensi dan bakat siswa melalui penekanan pada penguasaan kompetensi bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bahasa Inggris untuk mempelajari pengetahuan yang lebih luas.
4. Mengembangkan budaya disiplin, etos kerja yang tinggi, dan semangat berprestasi, serta mampu menumbuhkan dan meningkatkan kualitas keagamaan sesuai nilai-nilai Al-Qur’an, sunnah, dan ke-Muhammadiyah-an.
5. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah, orang tua siswa, dan para pemangku kebijakan (stake holders) lainnya.
6. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan fasilitas pendidikan untuk menunjang pengembangan potensi dan bakat siswa.
7. Mengembangkan program pendidikan yang berakar pada agama Islam, budaya, norma susila, dan tata krama yang berlaku di masyarakat melalui pembiasaan dan kultur gemar membaca.